Cara Mendesain Taman di Lahan Terbatas

Dyah Mahasasi Dyah Mahasasi
homify Vườn phong cách nhiệt đới
Loading admin actions …

Taman (garden) adalah istilah untuk sebuah tempat di luar ruangan yang dirancang untuk menampilkan berbagai bentuk tanaman dan bentuk-bentuk lain di alam. Manusia diketahui sudah mengenal taman residensial (rumah tinggal) sejak 3000 SM, tepatnya di masa kejayaan Mesopotamia. Kemashyuran Taman Gantung Babilonia karya para perancang Mesopotamia mengilhami bangsa-bangsa lain untuk menciptakan area luar ruangan yang bisa menandinginya. Insinyur dan ahli arsitektur Romawi Kuno Vetruvius diketahui sebagai tokoh yang pertama kali menuliskan tentang desain lanskap atau desain taman. Dalam bukunya yang berjudul De architectura libri decem (Ten Books of Architecture) yang ditulis tahun 27 SM, ia menekankan aspek ketahanan, kegunaan, dan keindahan sebagai tujuan utama desain. Beberapa kalangan masih meyakininya sebagai aspek utama dalam desain taman. Pada masa itu taman berperan untuk menunjukkan status dan kelas sosial pemiliknya. Sedangkan taman umum atau taman kota besar peranannya dalam menumbuhkan kebanggaan nasional. 

Kebiasaan membuat taman masih lestari hingga saat ini, karena manusia modern yang tinggal jauh dari alam bebas masih membutuhkan sesuatu yang bisa membuatnya teringat pada suasana alam. Namun modernitas dan pertambahan populasi mengakibatkan dimensi rumah manusia modern semakin sempit, demikian juga tamannya. Dalam kondisi demikian, mungkinkah kita memiliki taman yang bisa mendatangkan ketenangan batin sekaligus membuat kita bangga memilikinya? Tentu saja. Pada edisi kali ini, homify akan mengulas tentang beberapa cara sederhana membuat desain taman di lahan terbatas. Inilah selengkapnya. 

Sebelum membuat desain taman, pemilik rumah perlu mengetahui empat komponen penting yang wajib dimiliki sebuah taman, yaitu: 

- Pohon sebagai peneduh 

- Tanah sebagai media tanam  

- Rumput sebagai penutup lahan 

- Elemen softscape lainnya.  

Selain itu, desain taman sebaiknya senada atau sama dengan desain arsitektur maupun desain interior rumah. Misalnya, rumah gaya minimalis sebaiknya dihiasi dengan taman minimalis juga. Demikian juga rumah gaya tropis atau gaya modern sebaiknya didampingi oleh taman dengan gaya yang sama. Mendesain taman kecil untuk lahan terbatas tidaklah mudah, butuh desain dan perencanaan yang matang. 

Sebelum membuat desain taman, perhatikan di bagian manakah taman akan dibuat. Apakah di samping, depan, atau belakang rumah? Tak jarang ada juga rumah yang memiliki sisa lahan di samping, depan, dan belakang rumah. Apakah semua sisa lahan akan disulap menjadi taman, atau mungkin ada rencana lain? Kita juga perlu mengamati apakah sinar matahari menyinari lahan itu setiap saat atau hanya pada saat-saat tertentu. 

Selain itu, derajat kemiringan lahan, tingkat kelembaban, dan lapisan dasar lahan adalah beberapa hal yang juga perlu diperhatikan sebagai bahan pertimbangan memilih jenis tanaman yang cocok dan pasti berkembang.  Saat ini tarif desain taman di Indonesia biasanya sekitar 7,5% sampai dengan 10% dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) rumah. Sebelum menentukan mana ahli lanskap yang dipilih untuk membuat desain taman, pemilik rumah perlu melakukan riset untuk mengetahui perubahan harga. Hal ini karena perubahan nilai mata uang atau perubahan harga bahan bakar bisa mempengaruhi harga jasa desain taman.

1. Perencanaan desain taman

2. Elemen konstruksi dalam desain taman

Agar taman dapat berfungsi maksimal sebagai alternatif ruang sosial untuk keluarga, elemen konstruksi perlu ditambahkan agar pertumbuhan dan kelangsungan hidup tanaman tidak terganggu akibat aktivitas manusia. Elemen konstruksi itu bisa berupa jalan setapak, patio, atau teras. Bila lahan sangat terbatas, sisa lahan bisa disulap sebagai patio dengan tanaman-tanaman dalam pot, bak tanaman, atau bisa juga taman dalam ruangan. Material konstruksi yang dipilih sebaiknya tidak terlalu jauh dari gaya fasad rumah atau gaya rumah secara keseluruhan. Penggunaan material kayu untuk dek kayu misalnya, akan menambah nilai lebih taman karena elemen ini memiliki karakter alami yang sesuai untuk gaya taman apa pun. Kekurangannya, dek kayu atau jalan setapak dari kayu membutuhkan perawatan khusus agar tidak mudah lapuk dimakan cuaca. Alternatif material lain yang bisa dimanfaatkan adalah batu bata, batu, atau beton yang lebih tahan lama meski tanpa perawatan khusus. Akan lebih baik lagi bila semua perincian tentang konstruksi taman juga dicantumkan dalam desain taman. 

3. Menentukan jenis tanaman dalam desain taman

Saat merancang desain taman, jenis tanaman yang akan ditanam di taman juga sebaiknya ditentukan sejak awal. Beberapa hal yang bisa dipertimbangkan untuk memilih tanaman adalah ketahanan terhadap cuaca, bentuk tajuk, kecepatan tumbuh, bentuk dan warna tanaman. Bila luas lahan untuk taman tidak terlalu luas, maka jenis tanaman yang dipilih sebaiknya berdaun kecil, sedang, atau paduan antara sejumlah tanaman berdaun kecil dan berdaun sedang. Bila ingin memilih tanaman berbunga, sebaiknya pilih tanaman berbunga dengan warna-warna yang serasi satu sama lain agar suasana taman kecil tidak terlalu ramai. Agar taman tampak harmonis, desain taman sebaiknya menentukan bagaimana komposisi tanaman. Secara umum, biasanya tanaman berukuran besar ditempatkan di sudut-sudut taman dan tanaman yang berukuran lebih kecil ada di depan atau di antara kedua sudut pada taman. Jika hanya ingin menanam tanaman berdaun saja (tidak berbunga), komposisi warna tetap perlu diperhatikan agar tercipta keseimbangan di taman kecil kita. Tanaman berdaun hijau kekuningan, misalnya, bisa menjadi pusat perhatian di tengah sekumpulan tanaman berdaun hijau tua. 

Beberapa jenis tanaman yang cocok untuk taman kecil adalah: sansevieria, aglonema, pakis merah, pakis kecil, kamboja, ekor tupai, bunga lili, aster, dll. Sebagai penambah daya tarik taman bisa ditambahkan tanaman air seperti bambu air, melati air, atau teratai. Atau bisa juga menaman tanaman merambat seperti sirih, stefanut, atau dolar. Taman di belakang rumah biasanya kurang mendapat sinar matahari karena terhalang oleh bangunan di sekelilingnya. Oleh karena itu, tanaman yang cocok di area seperti ini adalah tanaman yang tidak terlalu membutuhkan atau anti terhadap sinar matahari seperti anthurium, aglonema, philodendron, lili perdamaian, atau kalatea. 

4. Menentukan elemen hardscape dalam desain taman

Pada desain taman, kita juga menentukan apa saja elemen hardscape yang akan ditambahkan pada taman. Elemen hard scape ini meliputi elemen keras seperti batu hias, kolam, bak tanaman, patung, atau lampu taman. Batu hias yang biasanya dihamparkan di sekeliling tanaman atau jalan setapak umumnya adalah jenis batu koral sikat. Saat ini jenis-jenis batu koral sikat pun beragam, antara lain: 

1. Batu koral sikat Alor hitam, harga Rp 50 ribu – Rp 60 ribu per kantong
2. Batu koral sikat Labuan/ Sukabumi, harga Rp 20 ribu – Rp 25 ribu per karung
3. Batu koral sikat Kupang putih, harga Rp 35 ribu – Rp 45 ribu per karung 
4. Batu koral sikat merah hati, Rp 35 ribu – Rp 45 ribu per karung 
5. Batu koral sikat pancawarna, Rp 35 ribu – Rp 45 ribu per karung 
6. Batu koral sikat Flores hijau, Rp 50 ribu per kantong
7. Batu koral sikat balian, Rp 45 ribu – Rp 55 ribu per kantong
8. Batu koral sikat Italy, harga Rp 50 ribu – Rp 60 ribu per kantong. 

Perlu diingat bahwa peletakan elemen hardscape nantinya akan dilakukan setelah tahap penanaman tanaman. Agar air tidak menggenangi taman, perlu diletakkan ijuk di atas permukaan tanah sebelum menutupnya dengan batu koral. Atau bisa juga memanfaatkan limbah kayu bekas material bangunan sebagai pengganti batu koral. Sedangkan bak tanaman bisa dibuat sendiri dari adukan semen atau beton. 

5. Menentukan pengairan

Hal lain yang perlu diperhitungkan dalam desain taman adalah sistem pengairan taman. Menyiram tanaman dengan cara konvensional cukup memboroskan air dan bisa membuat tagihan air membengkak di musim kemarau. Berikut adalah beberapa sistem pengairan taman yang bisa dipilih: 

1. Sistem irigasi semprot. 
Air disemprotkan oleh semprotan udara bertekanan tinggi dengan sistem zona untuk menyiram tanaman atau rerumputan. 

2. Sistem irigasi tetes
Air disemprotkan dengan tekanan rendah (tanpa semprotan udara) melalui pipa atau selang berlubang yang ditanam di dalam tanah. Selang atau pipa dihubungkan dengan pengontrol untuk mengatur debit air yang dialirkan. 

3. Sistem irigasi gelembung 
Sistem ini memanfaatkan air dengan tekanan sedang. Kepala penyiram akan menggelembungkan air, kemudian membasahi tanah secara perlahan. Saluran air terhubung dengan pengontrol atau katup air yang bisa diatur sesuai kebutuhan. 

Cần giúp đỡ với dự án nhà của bạn?
Liên lạc!

Những nội dung đặc sắc từ tạp chí của chúng tôi